Jumat, 17 Mei 2013

Menggugat Tahlilan

Suatu malam selepas memimpin TAHLILAN KEMATIAN, Ustadz Ohang didebat seorang mahasiswa dari kota yang sedang Kuliah Kerja Nyata di kampungnya. Mahasiswa ini mempertanyakan keabsahan ritual Tahlilan Kematian yang menurut keyakinannya adalah amaliyah sia-sia dan bid’ah yang tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Mahasiswa : “Menurut saya ritual Tahlilan Kematian itu perbuatan sia-sia dan bid’ah.”

Ustadz Ohang : “Apa alasannya?”

Mahsiswa : “Karena orang mati sudah tidak lagi bisa menerima manfaat apa pun dari orang hidup.”

Ustadz Ohang : “Benarkah?”

Mahasiswa : “Ya, apalagi amaliyah tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Rosulullah SAW.”

Ustadz Ohang : “Kamu pernah jumpa Rosulullah?”

Mahasiswa : “Belum, tapi beliau bersabda bahwa yang akan tetap mengalir pahalanya kepada si mayit itu cuma tiga ; 1) Sedekah Jariah, 2) Ilmu yang bermanfaat, dan 3) Anak saleh yang mendoakannya.”

Ustadz Ohang : “Jadi dengan dalil hadits yang Anda sebutkan tadi sia-sialah TAHLILAN yang berisi ; Tilawah Qur’an, Dzikir, Sholawat, dan Do’a yang baru saja berlangsung?”

Mahasiswa : “Tepat sekali. Makanya tinggalkanlah amal tidak berguna ini segera karena hanya akan mendatangkan murka Allah!”

Ustadz Ohang : “Masa sih? Anda salah, deh.

Mahasiswa : “Salah apanya? Ini sudah sesuai dalil nash yang shohih, kok.”

Ustadz Ohang : “Anda salah! Sudah bertahun-tahun saya memimpin ritual TAHLILAN KEMATIAN dan saya kirimkan pahalanya kepada si mayit, namun sampai hari ini belum ada yang dikembalikan lagi pahala tersebut karena salah alamat. Ini berarti pahala TAHLILAN yang biasa saya dan jamaah lakukan sudah sesuai prosedur dan sampai ke alamat yang dituju. Kalau tidak percaya, tanya saja sama Allah. Masa Dia tidak tahu alamat hamba-Nya di alam kubur.”

Mahasiswa : “………..????”



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More