Suatu malam selepas memimpin TAHLILAN KEMATIAN, Ustadz Ohang didebat
seorang mahasiswa dari kota yang sedang Kuliah Kerja Nyata di
kampungnya. Mahasiswa ini mempertanyakan keabsahan ritual Tahlilan
Kematian yang menurut keyakinannya adalah amaliyah sia-sia dan bid’ah
yang tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Mahasiswa : “Menurut saya ritual Tahlilan Kematian itu perbuatan sia-sia dan bid’ah.”
Ustadz Ohang : “Apa alasannya?”
Mahsiswa : “Karena orang mati sudah tidak lagi bisa menerima manfaat apa pun dari orang hidup.”
Ustadz Ohang : “Benarkah?”
Mahasiswa : “Ya, apalagi amaliyah tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Rosulullah SAW.”
Ustadz Ohang : “Kamu pernah jumpa Rosulullah?”
Mahasiswa : “Belum, tapi beliau bersabda bahwa yang akan tetap
mengalir pahalanya kepada si mayit itu cuma tiga ; 1) Sedekah Jariah, 2)
Ilmu yang bermanfaat, dan 3) Anak saleh yang mendoakannya.”
Ustadz Ohang : “Jadi dengan dalil hadits yang Anda sebutkan tadi
sia-sialah TAHLILAN yang berisi ; Tilawah Qur’an, Dzikir, Sholawat, dan
Do’a yang baru saja berlangsung?”
Mahasiswa : “Tepat sekali. Makanya tinggalkanlah amal tidak berguna ini segera karena hanya akan mendatangkan murka Allah!”
Ustadz Ohang : “Masa sih? Anda salah, deh.
Mahasiswa : “Salah apanya? Ini sudah sesuai dalil nash yang shohih, kok.”
Ustadz Ohang : “Anda salah! Sudah bertahun-tahun saya memimpin ritual
TAHLILAN KEMATIAN dan saya kirimkan pahalanya kepada si mayit, namun
sampai hari ini belum ada yang dikembalikan lagi pahala tersebut karena
salah alamat. Ini berarti pahala TAHLILAN yang biasa saya dan jamaah
lakukan sudah sesuai prosedur dan sampai ke alamat yang dituju. Kalau
tidak percaya, tanya saja sama Allah. Masa Dia tidak tahu alamat
hamba-Nya di alam kubur.”
Mahasiswa : “………..????”
0 komentar:
Posting Komentar