Selasa, 23 April 2013

Hisab

"Gak mentolo", tidak tega dg wawancara Rhoma Irama di "Mata Najwa". Tembakan Najwa sih tepat semua. Tapi meski kadang sdh jelas tidak bisa dijawab, masih juga diberondong. Seakan tdk puas bila belum terdengar pengakuan "nyerah".

Pada bagian yg mempermalukanpun dikejarnya terus sampai ujung. Meski sdh menolak, tanda menyerah, terus saja dihajar. Pdhal bahasa tubuh org malu kan dpt kita lihat dg jelas.

Bbrp minggu kemudian wawancara yg sama juga dilakukan oleh Tina Talisa. Aneh, Tina yg dulunya lbh "heboh" dari pada Najwa, ternyata skrg berubah total. Rhoma dicecar juga, tp dg penuh gelak tawa riang keduanya. Bila sdh sampai titik malu, Tina segera berhenti dan bikin intermeso.

Karakter 2 macam itu kadang juga ada di saat ujian TA atau Tesis di manapun. Tipikal dosen yg ingin mengekspose kesalahan nampak sangat berbeda dg yg ingin mengekspose argumentasi ilmiah si mahasiswa.

Barangkali Hisab di akhirat kelakpun akan begitu juga. Makanya saat imam shalat membaca ayat
"Tsumma inna alaina hisabahum"

Maka kita makmum pada menjawab
"Rabbi hasibni hisabay yasiira"
Tuhanku, hisablah aku dg hisab yg ringan.

Harapannya kalau ada salah2 dikit yg saya kelupaan tdk meng-istighfari-nya mohon jangan ditanyakan, diampuni saja langsung.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More